Tidur sebelum shalat ‘Isya’ bagi orang yakin tidak akan ketid

Bab: Tidur sebelum shalat ‘Isya’ bagi orang yakin tidak akan ketiduran

  1. Telah menceritakan kepada kami Ayyub bin Sulaiman -yaitu Ibnu Bilal- ia berkata, telah menceritakan kepadaku Abu Bakar dari Sulaiman -yaitu Ibnu Bilal- berkata, telah menceritakan kepada kami Shalih bin Kaisan telah mengabarkan kepadaku Ibnu Syihab dari ‘Urwahl bahwa ‘Aisyah    berkata,    “Rasulullah    shallallahu    ‘alaihi    wasallam    pernah mengakhirkan  shalat  ‘Isya  hingga  sepertiga  malam  yang  akhir.  Lalu  ‘Umar  pun  berseru kepada  beliau, “(Laksanakanlah) shalat, sebab para wanita dan anak-anak telah terlelap tidur.” Maka keluarlah beliau seraya berkata: “Tidak ada seorangpun dari penduduk bumi yang menunggu shalat Isya ini selain kalian.” Beliau tidaklah melaksanakan shalat seperti ini kecuali di Madinah. Dan mereka melaksnakan shalat antara hilangnya syafaq (cahaya kemerahan di langit) hingga sepertiga awal dari malam.”
  2. Telah menceritakan kepada kami Mahmud -yaitu Ibnu Ghailan- berkata, telah mengabarkan kepada kami Abdurrazaq berkata, telah mengabarkan kepadaku Ibnu Juraij berkata, telah mengabarkan  kepadaku  Nafi’  berkata,  telah  menceritakan  kepada  kami ‘Abdullah  bin  ‘Umar, bahwa  Rasulullah  shallallahu  ‘alaihi  wasallam  pernah  suatu  malam disibukkan dengan urusan sehingga mengakhirkan shalat ‘Isya. Dan karenanya kami tertidur di dalam  masjid. Lalu kami terbangun, lalu tertidur, lalu terbangun lagi hingga akhirnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam keluar menemui kami seraya bersabda: “Tidak ada seorangpun dari penduduk bumi yang menunggu shalat seperti ini selain kalian.” Dan Ibnu ‘Umar tidak mempermasalahkan apakah Beliau memajukannya atau mengakhirkan. Pelaksanakaannya. Dan Ibnu Umar tidur dahulu sebelum shalat Isya. Ibnu Juraij berkata, “Aku bertanya kepada ‘Atha’, lalu dia berkata, “Aku mendengar Ibnu ‘Abbas berkata, “Pernah suatu malam Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengakhirkan shalat ‘Isya hingga banyak orang tertidur, kemudian mereka terbangun, lalu tertidur lagi, kemudian terbangun lagi.” ‘Umar bin Al Khaththab lalu berdiri dan berkata, “Shalat.” ‘Atha’ berkata, Ibnu ‘Abbas, “Maka Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam kemudian keluar dengan meletakkan tangan pada kepala, seakan aku melihat rambut beliau basah meneteskan air. Beliau kemudiaan bersabda: “Seandainya tidak memberatkan ummatku, niscaya aku akan perintahkan mereka melaksanakan shalat ‘Isya seperti waktu sekarang ini.” Aku (Ibnu Juraij) kemudian menanyakan kepada ‘Atha untuk memastikan kenapa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam meletakkan tangannya di kepalanya seabgaimana yang diberitakan oleh Ibnu ‘Abbas. Maka ‘Atha  merenggangkan  sedikit  jari-jarinya  kemudian  meletakkan ujung jarinya  di  atas  sisi kepala,  kemudian  ia  menekannya  sambil  menggerakkan  ke  sekeliling  kepala  hingga  ibu jarinya menyentuh ujung telinga yang dimulai dari pelipis hingga pangkal jenggot. Dia melakukannya tidak pelan juga tidak cepat, kecuali sedang seperti itu. Lalu Beliau bersabda: “Seandainya tidak memberatkan ummatku, niscaya aku akan perintahkan mereka melaksanakan shalat seperti waktu sekarang ini.”